Di Jerman orang gendut diusulkan bayar "pajak lemak"http://www.bigextracash.com/aft/4a8e2e1f.html http://feeds.feedburner.com/blogspot/qZsFX
Lainnya :
- I pasiar2.blogspot.com -Ini adalah peringatan bagi mereka yang merasa badannya semakin 'melar' atau lingkar perutnya terus 'membengkak'. Hasil temuan terbaru para ahli di Amerika mengungkapkan, lingkar perut yang besar dapat membuat otak Anda menciut!
"Kegemukan atau obesitas memang berkaitan erat dengan meningkatnya risiko mengidap diabetes tipe 2, yang juga berhubungan dengan gangguan pada kemampuan kognitif," ungkap Antonio Convit, peneliti dari New York University School of Medicine.Dalam studinya, Convit ingin memastikan apakah obesitas juga memiliki dampak langsung terhadap struktur fisik dari otak manusia.
Sebagai bagian dari risetnya, ia menggunakan metode pencitraan MRI (magnetic resonance imaging) untuk membandingkan otak 44 relawan yang mengalami obesitas dengan 19 relawan berbadan langsing. Relawan yang dilibatkan dalam studi ini memiliki usia dan latar belakang yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang obes memiliki cairan yang lebih banyak pada daerah amygdala - bagian otak yang terlibat dalam perilaku makan. Riset juga menunjukkan ukuran orbitofrontal cortices yang lebih kecil pada relawan obes. Bagian orbitofrontal cortices berperan penting untuk mengendalikan impuls serta ikut berperan dalam perilaku makan.
"Hal itu berarti bahwa hanya sedikit saja sel-sel neuron (pada relawan obes), atau sel-sel neuron itu menciut," ujar Convit seperti dikutip New Scientist.
Diabetes dan gangguan kognitif
Berdasarkan literatur kesehatan, insulin - yang berfungsi mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh - juga bertugas mengontrol suplai dopamin kepada otak. Dopamin, adalah zat neurotransmitter yang dibutuhkan otak untuk memusatkan perhatian, penghargaan dan aktivitas motorik.
Kurangnya insulin dapat mengganggu aktivitas dopamin yang berujung pada gangguan pada otak seperti depresi, penyakit Parkinson, schizophrenia, dan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Studi-studi yang berkembang saat ini menegaskan bahwa merubah faktor gaya hidup, khususnya melakukan olahraga secara teratur, mungkin menjadi cara yang efektif untuk meredam risiko gangguan otak di usia lanjut.
Sumber : NewScientist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar